Kamis, 13 Agustus 2009

Profil TWI

TWI merupakan singkatan dari Taman Wisata Iman. “Sitinjo, An Unique Spiritual Tourism Site.” Demikian sebuah media nasional berbahasa Inggris tanah air, 9 Januari 2005 menginterprestasikan panorama wisata alam religius Dairi.

Sejarah Terbentuk

Sekda Kabupaten Dairi, Ir Bungaran Sinaga mengatakan bahwa ide pembangunan TWI bermula dari suatu sore 5 tahun lalu. Ketika itu Bupati Dairi, DR MP Tumanggor pulang dari Medan dan singgah di kawasan itu dan menyempatkan diri untuk berdoa di sebuah tempat yang paling tinggi di pebukitan itu. Dalam doanya disebutkan, ”ya Tuhan begitu indah Engkau ciptakan alam di Kabupaten Dairi ini”. Sepulang dari kawasan itu MP Tumanggor yang sudah banyak menjalani berbagai daerah terutama tempat-tempat wisata mencoba menawarkan ide kepada tokoh-tokoh adat dan tokoh-tokoh agama serta warga setempat. Usulan itu berlanjut dengan pembahasan-pembahasan dan terakhir diwujd ukan dalam sebuah visualisasi.

Letak

Taman Wisata Iman Dairi terletak di Bukit Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara, Indonesia.

Cara Tempuh

Untuk menuju kawasan Taman Wisatan Iman Dairi perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum (bus), mobil pribadi, atau mobil sewaan. Jika menggunakan angkutan umum (bus), perjalanan dimulai dari Bandar Udara Polonia Medan menuju Kota Sidikalang (Ibu Kota Kabupaten Dairi) yang berjarak 152 km dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Dari Kota Sidikalang, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi yang berjarak sekitar 10 km dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

Keistimewaan

Eksotik, menawan, dan penuh nuansa religius itulah kata yang pantas untuk mengungkapkan panorama yang terdapat di Taman Wisata Iman Dairi. Rancangan tata ruang dalam pembangunan Taman Wisata Iman Dairi, diatur secara sempurna. Bukit yang semula tertutup hutan, diimbangi dengan bangunan-bangunan ibadah dan beberapa miniatur sebagai daya tarik lebih. Masing-masing miniatur tersebut, menggambarkan beberapa kejadian dan tempat yang dianggap suci oleh beberapa agama.

Pada pintu masuk, para wisatawan disambut oleh patung Sang Buddha dan sebuah candi yang dipergunakan untuk tempat beribadah umat Buddha. Vihara Saddhavadana menjadi nama candi yang dirancang mengikuti desain seperti bangunan Candi Borobudur yang terdapat di Jawa Tengah. Patung Buddha tersebut dibuat dengan posisi bermeditasi sembari duduk bersila, dengan posisi telapak tangan kanan menghadap ke depan seperti sedang melakukan salam hormat, sementara posisi tangan kiri menopang sikunya dari bawah.

Sekitar 100 meter dari lokasi Vihara Saddhavadana dan patung Buddha, terdapat gereja Oikumene dan beberapa miniatur salib untuk tempat peribadatan umat Kristen Protestan. Gereja tersebut dibangun di atas perbukitan yang di depannya (lembah) terpampang pemandangan alam yang menawan. Persis di samping Gereja, dibangun beberapa replika salib besar yang dipasang secara berjejer. Sebagian dari replika salib, beberapa di antaranya menceritakan proses perjalanan penyaliban (via dolorosa) terhadap Yesus guna membebaskan manusia dari dosa sebagaimana yang dikisahkan Kitab Suci (Injil). Di lokasi yang sama, dibangun sebuah patung Abraham ketika sedang menyerahkan kurban kepada Tuhan. Di samping patung Abraham, terdapat pula sebuah patung Nabi Musa. Patung tersebut menggambarkan tentang perjalanan Nabi Musa yang bersiap-siap menerima sepuluh perintah dari Tuhan sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab. Patung tersebut sengaja dibangun tidak jauh dari relief Salib, sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan wisatawan terhadap agama ini dari dekat mengenai kisah perjalanan sang pembawa ajaran agama tersebut.

Berjalan beberapa menit dari lokasi patung Abraham dan Musa, terdapat Gua Bunda Maria yang disimbolkan sebagai wanita suci bagi Kristen Khatolik. Di dalam gua tersebut terdapat patung Bunda Maria yang berparas cantik dengan posisi berdiri menggunakan pakaian jubah berwarna putih dipadu dengan biru muda. Gua dengan ukuran kecil tersebut dibangun persis di lereng perbukitan dengan pintu manghadap ke lembah. Sementara komposisi bangunan menggunakan batu dan semen yang dibentuk persis menyerupai gua yang ada di alam bebas.

Setelah melewati Gua Bunda Maria, para wisatawan akan disuguhkan sebuah bangunan rumah ibadah (Kuil) Hindu. Kuil yang dibangun mengikuti rancangan bangunan kuno ini menyerupai pura yang terdapat di Bali, terutama bangunan menaranya.

Sementara pada bagian dalam taman, terdapat sebuah miniatur Ka‘bah seperti yang terdapat di dalam Masjidil Haram, Makkah. Di sekeliling bangunan miniatur Ka‘bah dihiasi dengan tanaman bunga yang beraneka warna. Pembangunan miniatur Ka‘bah ini sebagai upaya menghadirkan simbol suci bagi umat Islam di dalam taman. Dengan kehadiran miniatur ini, diharapkan para pengunjung terutama umat Islam dapat mengenal simbol agama mereka sembari berwisata. Tidak jauh dari Miniatur Ka‘bah, berdiri sebuah bangunan masjid yang diperuntukkan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah.

Taman Wisata Iman Dairi ini, tidak hanya dipenuhi bangunan-bangunan peribadatan bagi umat beragama. Taman wisata iman ini juga dihiasi dengan beberapa keindahan panorama alam dan barisan hutan pinus yang begitu rindang. Sungai yang mengalir dari perbukitan, menambah daya tarik dari taman ini. Komposisi bangunan-bangunan peribadatan berpadu dengan keindahan alam yang memukau, menjadikan Taman Wisata Iman Dairi sebagai salah satu lokasi wisata favorit di Kabupaten Dairi.

Fasilitas Pendukung

Di dalam taman terdapat satu bangunan yang dipergunakan untuk pos pengamanan. Pos ini dipergunakan oleh petugas untuk mengawasi taman serta untuk mengontrol keamanan para pengunjung. Di beberapa titik dalam taman, dibangun beberapa pondok kecil yang dapat dipergunakan oleh wistawan untuk tempat beristirahat serta berlindung dari cuaca panas dan hujan. Taman ini dilengkapi dengan tempat penginapan berupa asrama, mes, dan pemondokan. Untuk mendukung beberapa kegiatan keagamaan yang membutuhkan tempat dengan kapasitas besar, seperti pernikahan, Misa bersama, dan pesta di taman ini dibangun sebuah auditorium yang memiliki aula besar yang dapat dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Untuk mengakomodir kebutuhan konsumsi para wisatawan, di taman tersebut dibangun sebuah restoran dan minimarket. Restoran tersebut menyediakan beberapa menu untuk dikonsumsi dan beberapa makanan ringan serta mie instan.

Tarif Masuk

Sesuai Perda, pengunjung TWI dikenakan biaya Rp.2.000 per orang untuk masuk, ditambah Rp. 1.000 untuk sepeda motor dan Rp.3.000 untuk kenderaan roda empat.

Penulis

Peserta Perlombaan TIK SMA Negeri 2 Sidikalang